Sunday, February 22, 2015

Bule, Dimanakah Kau Berada?


oleh Ayşe Açıkalın

Bule. Pasti keren, ya, punya pasangan bule (baca: orang asing). Apalagi bule Turki. Banyak perempuan Indonesia "berminat" mendapatkan pria Turki sebagai jodoh mereka. Ada yang memang mencari pria Turki. Ada yang tak sengaja bertemu dan akhirnya berjodoh. Ada yang tiba-tiba kenal, lalu berjodoh. Semua berujung pada satu kata, jodoh.

Jodoh. Kata itu bagai misteri. Tak ada yang tahu pasti kapan ia datang dan kapan ia pergi. Ia hanya bisa ditemukan jika kita mencariNya, karena Ia-lah sang pemilik jodoh. Bicara soal jodoh adalah bicara soal kesabaran dalam menerima ketetapanNya. Jika kamu pikir kamu sudah lama menunggu; sudah lelah; Allah tak adil padamu; hidup ini tak adil; rasanya mau mati karena malu terus melajang; pikir lagi.


dari sini



Jodoh bisa datang cepat atau terlambat, bukan karena kita tidak berusaha atau terlalu banyak maunya, melainkan memang begitulah ketentuan Allah.

Jika kita pernah berhubungan dengan pria cukup lama hingga kita berpikir dia akan menikahi kita. Tetot. Belum tentu. Berhubungan cukup lama bukan jaminan apa-apa. Sudah saling mengenal bukan berarti cinta. Tak bisa hidup tanpanya bukan berarti dia takkan meninggalkan kita.

Terpuruk karena gagal mendapatkan jodoh? Sudah sedikit lagi akan menikah dan tidak jadi? Itu bukan sesuatu yang aneh, malah biasa saja dalam soal jodoh. Apapun bisa terjadi di dunia perjodohan. Tak perlu kaget.

Kalau kita belum berhasil mendapatkan jodoh, apakah kita kapok? Tentu kita tetap berusaha mencari jodoh, kan? Apa harus bule atau pria asing? Itu pilihan keadaan. Saya bukanlah tipe yang senang dan mudah bergaul. Pria lokal kebanyakan tak menganggap keberadaan perempuan seperti saya, setidaknya menurut saya. Pria asing bisa lebih menerima dan memahami keadaan saya. Sekali lagi itu yang saya rasakan. Selain itu, ada masalah yang membuat saya merasa ingin pergi jauh. Apa saya menjadi bule hunter, istilah sadis yang dipakai banyak orang saat ini? Mungkin, iya, saya pernah "berburu" jodoh saya yang cenderung asing. Tapi saya berburu di tempat yang tepat dengan sasaran yang tepat.

Apa harus pria Turki? Makin sempit dan sedikit pilihan kita, makin sulit mendapatkan apa yang kita cari, walau Allah bisa saja menentukan lain. Saran saya, janganlah terlalu ngotot mendapatkan sesuatu yang kita belum lagi tahu pasti manfaatnya untuk kita. Pria Turki mungkin pilihan yang baik tapi ada pula pria-pria dari negara lain yang bisa jadi lebih baik dari pria Turki. Dan siapa tahu, pria dari negara lain itulah jodoh kita?

Secara pribadi, saya mempunyai banyak persyaratan dalam rangka mencari jodoh yang saya inginkan. Yang pasti tidak ada syarat mutlak: harus bule Turki. Jodoh saya kelak harus seagama, berpendidikan, bertanggung jawab dan sederet hal lain yang bisa sangat spesifik dan tak masuk akal. Sesuai selera. Salah satu syarat penting adalah dia pria lajang, bukan suami orang atau pernah bercerai. Saya takkan bilang pria bercerai itu tak baik tapi akan makin banyak hal yang harus diantisipasi jika saya mempunyai pasangan yang pernah bercerai.

Jodoh itu masalah penting menyangkut masa depan saya, maka dari itu saya tak bisa menerapkan asas ASAL BULE. Bule, pria bule maksudnya, juga manusia. Mereka hidup, punya keluarga dan masalah. Ada bibit, bobot, bebet yang harus diperhatikan. Sama seperti mereka yang bisa jadi tak sembarangan memilih perempuan untuk dijadikan istri.

Jika kita sudah memastikan akan mencari pria asing atau bule (terutama lagi pria Turki) untuk pasangan hidup kita, pastikan kita tahu dimana kita bisa mendapatkan kandidat-kandidat berkualitas sebagai bakal calon jodoh kita. Teman saya pernah berkata, "Kalo lu pengen banget dapet pasangan bule, lu mondar-mandir aja di perkantoran Sudirman. Kan banyak expat tuh. Masa sih lu ga dapet?". #Jleb.

Tempat wisata bisa jadi tempat yang pas mencari pria bule (mungkin juga, pria Turki) tapi jangan tanya kualitasnya. Kita pasti tahu pria bule yang datang ke tempat wisata bermaksud untuk bersenang-senang. Jadi kita tak bisa berharap banyak walau kemungkinan selalu ada.

Tempat lain yang bisa kita andalkan untuk mendapatkan pria bule atau asing (termasuk pria Turki, tentunya) sebagai bakal calon jodoh adalah biro jodoh, tentu saja. Biro jodoh yang offline atau online mempunyai anggota-anggota yang mempunyai tujuan sama: cari jodoh. Mereka juga punya aturan main dalam rangka mencapai tujuan bersama itu. Jadi bukan asal jodoh dan asal kawin apalagi asal bule.

Bagaimana dengan media sosial? Secara pribadi saya tak merekomendasikannya karena terlalu banyak topeng pencitraan di media sosial. Monyet pun bisa punya akun media sosial. Jadi, berhentilah berharap jodoh akan datang hanya dengan tebar pesona dan pasang berjuta selfie di media sosial apalagi dengan vulgarnya membuka diri pada setiap pria asing (dalam hal ini, pria Turki) yang kita sukai. Sekali lagi, kemungkinan selalu ada tapi siapa yang tahu?

Setelah berupaya dan berusaha bersungguh-sungguh dengan apa yang kita kerjakan, serahkanlah hasil akhir pada Yang Maha Kuasa. Dia yang Maha Tahu. Si dia yang kita sukai belum tentu yang terbaik untuk kita; dan dia yang mungkin tak pernah masuk hitungan kita tiba-tiba menjadi satu-satunya kandidat terbaik untuk kita.
"Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216)
Ketahuilah, makin keras kita mengejar si jodoh maka akan pergilah dia. Jika tenaga yang banyak itu kita alihkan untuk mendekati Sang Pemilik Jodoh sambil terus memperbaiki dan memantaskan diri, tanpa ditunggu si jodoh akan datang menghampiri. Mengutip kata-kata Randy Pausch, jika ada pria yang tertarik dengan Anda, abaikan omongannya; perhatikan tindakannya. Apa yang dia katakan betapapun manisnya adalah tidak penting. Yang penting adalah apa yang dia lakukan untuk mendapatkan cinta Anda.

Kata Phil Collins, "You can't hurry love. No, you just have to wait." Yang pasti jodoh tak bisa dipaksa dan diburu-buru. Tapi jodoh pasti bertemu, kecuali kalau rumah kamu di gang, agak susah mencarinya. Haha.

Semoga Allah mudahkan semua urusan kita dan yang sedang mencari jodoh segera bertemu jodohnya. Aamiin.



3 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Pria lokal kebanyakan tak menganggap keberadaan
    perempuan seperti saya, setidaknya menurut
    saya. Pria asing bisa lebih menerima dan
    memahami keadaan saya. Sekali lagi itu yang
    saya rasakan." ini aku bangeeeetttt :')

    ReplyDelete